Hati-Hati, 12 Grup Orang Ini adalah Tak Disarankan Minum Kopi

Hati-Hati, 12 Grup Orang Hal ini adalah Tak Disarankan Minum Kopi

Daftar Isi
  • 1. Penderita Sindrom Iritasi Usus Besar
  • 2. Penderita Glaukoma
  • 3. Orang dengan Kandung Kemih Terlalu Aktif
  • 4. Pengidap Penyakit Jantung
  • 5. Ibu Hamil
  • 6. Ibu Menyusui
  • 7. Orang dengan Gangguan Tidur
  • 8. Orang dengan Anxiety atau Serangan Panik
  • 9. Penderita Diare
  • 10. Orang dengan Epilepsi
  • 11. Anak pada Bawah 12 Tahun
  • 12. Pengidap GERD

Jakarta – Kopi sudah pernah menjadi minuman wajib bagi banyak orang. Tak cuma untuk mengawali aktivitas di pagi hari, kopi pun bisa jadi dinikmati untuk bersantai di segala waktu.

Meskipun laporan Eat This, Not That menyebutkan bahwa beberapa penelitian menemukan kopi mampu menghurangi risiko tumor ganas prostat, gagal jantung, hingga gangguan pendengaran, ternyata kopi mampu memberikan efek samping negatif bagi orang-orang tertentu.

Menurut sebagian ahli, ada beberapa kelompok penduduk yang dianjurkan untuk tiada mengonsumsi kopi. Berikut 12 kelompok pendatang yang digunakan disarankan untuk tidaklah minum kopi menurut ahli, diambil Mingguan (18/5/2025).

1. Penderita Sindrom Iritasi Usus Besar

Ahli diet gizi sekaligus mantan presiden Washington State Academy of Nutrition, Angel Planells menganjurkan para penderita Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS) untuk membatasi atau bahkan mencegah minuman berkafein.

Sebab, kafein memiliki efek samping berbentuk gejala utama IBS, seperti peningkatan jumlah kali buang air besar (BAB) kemudian diare.

“Kafein dapat meningkatkan jumlah kali BAB, diantaranya meningkatkan peluang diare, gejala utama IBS,” ungkap Planells.

2. Penderita Glaukoma

Glaukoma adalah keadaan mata yang mengacaukan saraf optik sehingga serangkaian pengiriman informasi visual dari mata lalu otak terganggu. Planells memaparkan bahwa penderita masalah mata itu disarankan untuk membatasi atau menyavoid asupan kopi.

“Tekanan intraokular meningkat pada penderita glaukoma ketika mengonsumsi kopi. Jadi, disarankan untuk membatasi atau menyavoid asupan kopi,” jelas Planells.
“Namun, masih diperlukan lebih lanjut sejumlah penelitian terkait hal ini,” imbuhnya.

Menurut penelitian yang tersebut dilaksanakan Mount Sinai, mengonsumsi kafein pada jumlah total besar dapat meningkatkan risiko glaukoma pada mereka itu yang tersebut memiliki risiko peningkatan tekanan mata.

3. Orang dengan Kandung Kemih Terlalu Aktif

Ahli diet ke MyNetDiary, Sue Heikkinen mengungkapkan bahwa asupan kafein dapat meningkatkan tingkat kejadian dan juga urgensi buang air kecil (BAK). Maka dari itu, penduduk dengan kandung kemih yang digunakan tambahan terlibat tidaklah disarankan untuk mengonsumsi terlalu sejumlah kopi.

“Menghindari secangkir besar kopi sebelum melakukan perjalanan jauh, teristimewa jikalau waktu beristirahat pada dekat toilet sangat terbatas adalah hal yang tersebut baik,” kata Heikkinen.

4. Pengidap Penyakit Jantung

Kandungan kafein pada kopi disebut dapat menyebabkan peningkatan sementara tekanan darah juga detak jantung. Maka dari itu, ahli diet sekaligus konselor nutrisi Lose It!, Kelli McGrane mengajukan permohonan para penderita penyakit jantung untuk berkonsultasi dengan dokter terkait jumlah keseluruhan kopi yang digunakan dapat dikonsumsi.

“Penting bagi siapapun yang dimaksud memiliki penyakit jantung untuk berkonsultasi dengan dokter tentang apakah atau berapa berbagai kopi yang tersebut aman untuk dikonsumsi,” ujar McGrane.

Sementara itu, studi yang tersebut dipublikasikan American Journal of Clinical Nutrition menyimpulkan bahwa ada prospek lonjakan tekanan darah pada jangka pendek pada waktu minum kafein.

Namun, bukan ada bukti konkret terkait efek jangka panjang terhadap tekanan darah atau keseimbangan jantung.

5. Ibu Hamil

Heikkinen mengungkapkan bahwa American College of Obstetrics and Gynecology merekomendasikan ibu hamil untuk membatasi kafein hingga 200 mL atau sekitar dua cangkir kopi setiap hari untuk meminimalisir risiko kehamilan, seperti keguguran, kelahiran prematur, dan juga berat badan lahir rendah.

Namun, studi pada 2020 yang dimaksud diterbitkan British Journal of Medicine menyimpulkan bahwa tiada ada tingkat asupan kafein yang aman selama kehamilan. Meskipun demikian, ibu hamil terus harus berkonsultasi dengan dokter terkait asupan kopi.

6. Ibu Menyusui

Planells mengutarakan bahwa kafein bersifat stimulan serta diuretik yang mana dikhawatirkan meningkatkan risiko dehidrasi bagi ibu hamil. Berkaitan dengan hal tersebut, The American Pregnancy Association menyarankan para ibu menyusui untuk mengelak total konsumsi kopi sejumlah mungkin saja selama masa kehamilan dan juga menyusui.

7. Orang dengan Gangguan Tidur

Menurut Heikkinen, kebiasaan minum kopi dapat meningkatkan siklus kurang tidur juga kelelahan seseorang. Bahkan, mengonsumsi kopi pada sore hari juga dinilai dapat memengaruhi kualitas tidur seseorang.

Sleep Foundation merekomendasikan setiap individu untuk mengelak kafein setidaknya enam jam sebelum tidur.

Berdasarkan penelitian terhadap 400 mL kafein, sebuah studi yang dimaksud dipublikasikan Journal of Clinical Sleep Medicine menemukan bahwa kafein yang tersebut dikonsumsi enam jam sebelum tidur dapat mungkin mengganggu pola tidur.

Sebagai catatan, kafein terkenal miliki “kekuatan” untuk mempengaruhi kualitas tidur manusia.

8. Orang dengan Anxiety atau Serangan Panik

McGrane mengungkapkan bahwa kafein adalah stimulan yang tersebut dapat memperburuk kecemasan beberapa orang. Maka dari itu, pemukim yang banyak mengalami panik atau gangguan kecemasan disarankan untuk mengempiskan atau menyavoid asupan kopi.

Penelitian dari General Hospital Psychiatry menemukan bahwa kadar kafein yang tersebut lebih banyak tinggi, yakni sekitar 5 cangkir kopi per hari mungkin mengakibatkan serangan panik pada seseorang yang tersebut sudah ada mengalami kecemasan.

9. Penderita Diare

Heikkinen mengungkapkan bahwa kafein dapat meningkatkan jumlah kali BAB. Dengan demikian, kopi dengan komposisi kafein bukanlah pilihan yang mana tepat bagi seseorang yang dimaksud banyak menderita diare.

“Namun, kopi tanpa kafein kemungkinan besar tidak ada terlalu memunculkan permasalahan meskipun cairan panas secara umum cenderung merangsang usus,” kata Heikkinen.

10. Orang dengan Epilepsi

Meskipun masih dibutuhkan penelitian lebih banyak lanjut, Planells mengungkapkan bahwa sebuah studi terbaru menemukan konsumsi kopi pada jumlah agregat banyak berkaitan erat dengan peningkatan jumlah kali kejang-kejang.

Maka dari itu, pemukim dengan epilepsi disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli saraf terkait asupan kafein.

11. Anak di dalam Bawah 12 Tahun

McGrane menjelaskan bahwa kafein dapat memunculkan efek samping yang lebih lanjut nyata serta penting pada anak-anak, meskipun pada dosis yang lebih tinggi kecil daripada khalayak dewasa.

“Misalnya, terlalu sejumlah kafein pada anak-anak dapat menyebabkan peningkatan detak jantung, perasaan cemas, sulit berkonsentrasi, kemudian sakit perut,” jelas McGrane.

“Perlu diingat bahwa kopi cukup asam sehingga dapat merusak email gigi dan juga meningkatkan risiko gigi berlubang,” lanjutnya.

12. Pengidap GERD

Gastroesophageal reflux disease (GERD) adalah situasi pada saat asam lambung mengalir naik ke kerongkongan (refluks asam) sehingga menyebabkan sensasi perih kemudian terbakar pada tulang dada (heartburn).

Heikkinen mengatakan, kafein dapat melonggarkan sfingter esofagus bagian bawah, yaitu katup antara esofagus lalu lambung. Hal ini dapat menyebabkan isi asam lambung masuk ke kerongkongan sehingga memunculkan gejala GERD yang dimaksud tidaklah nyaman.

Next Article Kapan Waktu Terbaik Minum Kopi untuk Kesehatan? Ini adalah Kata Ahli

Artikel ini disadur dari Hati-Hati, 12 Kelompok Orang Ini Tak Disarankan Minum Kopi